Filsafat sejarah (takrif, macam macam dan manfaat filsafat sejarah)

Filsafat Sejarah ( Takrif, Macam – Macam , dan Manfaat )
Takrif Filsafat Sejarah?
Menurut filsuf Immanuel Kant (1724-1804) bahwa tempat takrif (definisi) dalam buku – buku filsafat bukan terletak di awal, melainkan di bagian akhir, maka hal itu dapat dimengerti. Pertama, karena filsafat sejarah seperti hal nya dengan wacana filsafat pada umumnya, jarang sekali berhasil memberikan takrif yang tunggal, tepat dan meyakinkan, apalagi bersifat mutlak. Kedua, filsafat sejarah adalah istilah yang kompleks, rumit karena kata itu sejak semula mengandung dan mengundang banyak pertanyaan yang perlu di jawab terlebih dahulu sebelum merumuskan takrif istilah tersebut. Ketiga, istilah filsafat sejarah itu sendiri memiliki sejumlah sebutan berbeda – beda. Dalam kepustakaan Eropa umumnya selain istilah “filsafat sejarah” kadang – kadang juga digunakan istilah “teori sejarah”, seperti yang tampak dalam pembahasan buku Patrick Gardiner (ed.), Theories of History (1959).
Namun demikian, sebagai patokan sementara, takrif mengenai apa itu filsafat sejarah agaknya tetap diperlukan. Beberapa takrif filsafat sejarah dalam pengertian konvensional, seperti yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
Afred Stern (1962:39)
Filsafat sejarah ialah upaya untuk memahami semua sejarah dan mengintegrasikannya ke dalam keseluruhan eksistensi manusia (human existence).
Ankersmit (1987:3)
Filsafat sejarah ialah mengkaji atau memandang sejarah faktual dalam keseluruhannya dan berusaha menemukan struktur dasar dalam arus sejarah umat manusia.
Alan & Barbara Donagan (1965:1)
Filsafat sejarah ialah penyelidikan sejarah metafisis, mirip dengan apa yang disebut Leibniz dengan “theodicy”, yaitu upaya filsuf atau sejarawan-filosog untuk menetapkan arti dan tujuan sejarah secara keseluruhan tentang tindakan manusia di masa lalu.
Munz (1977:248)
Filsafat sejarah menyatukan dan mengarahkan tertib peristiwa – peristiwa sejarah makro (macrovents) ke dalam hukum – hukum umum, karena filsafat sejarah pada dasarnya bertujuan untuk menyediakan kebenaran menyeluruh (comprehensive truth).
Dua Macam Filsafat Sejarah
Sejak akhir abad ke-19, sejalan dengan berkembangnya kajian sejarah ilmiah, filsafat sejarah terpecah dua. Pertama, filsafat sejarah spekulatif, kadang – kadang juga disebut dengan “filsafat sejarah subtantif” (subtantive philosophy of history). Kedua, filsafat sejarah kritis, adakalanya juga disebut dengan “filsafat sejarah analitik” (analytical philosophy of history).
Filsafat sejarah spekulatif sering juga disebut dengan filsafat sejarah konvensional. Karena itulah yang menjadi bidang garapan filsuf sejarah umumnya. Istilah spekulatif hendaknya jangan disalah artikan sebagai sekedar permainan pikiran belaka. Sebab apa yang diupayakan oleh filsuf sejarah sebetulnya ialah mempelajari sejarah secara mendalam sebagai bahan renungan pemikiran mengatasi apa dipelajari sejarawan biasa. Dengan kata lain, filsuf sejarah tidak berhenti dengan hanya menemukan hubungan – hubungan kausal (causal analysis) atas dasar bukti – bukti empirik sebagaimana yang lazimnya dikerjakan oleh sejarawan profesional. Lebih dari itu, analisis mereka jauh menukik kedalam jantung sejarah umat manusia secara universal, dipelajarinya prinsip eksistensi  dan esensi kenyataan sejarah dan tempat manusia di alam semesta, kemudian ditemukannya makna hakiki sejarah secara universal.
Filsafat sejarah kritis lahir setelah sejarah menjadi disiplin ilmiah sejak pertengahan abad ke-19. Para filsuf sejarah dan sejarawan menekuni bidang ini membatasi kajian mereka untuk memperbaiki terus menerus status atau kedudukan ilmiah kajian sejarah, termasuk basis metodologinya. Filsafat sejarah kritis lebih memusatkan pembahasannya kepada isu – isu pokok yang biasanya diperbincangkan dalam filsafat ilmu (philosophy of science). Karena itu pertanyaan – pertanyaan yang diajukannya pada dasarnya juga sejajar dengan pertanyaan filsafat ilmu. Terutama berkenaan dengan status keilmuan kajian sejarah dan hubungannya dengan disiplin ilmu lain; konsep fakta dan kebenaran pernyataan sejarah, masalah objektifitas dan bentuk – bentuk penjelasan sejarah. Dengan kata lain, filsafat sejarah kritis bertalian erat dengan pembahasan tentang epistimologi (teori pengetahuan) termasuk isu metodologis dan etika (filsafat moral) dan/atau filsafat nilai.

Ruang lingkup filsafat sejarah spekulatif
Bidang garapan (subject-matter) filsafat sejarah spekulatif, atau filsafat sejarah konvensional mencakup sejumlah pokok persoalan yang tercermin dari ciri – ciri umum yang dibentangkan. Empat bidang garapan atau telaahan filsafat sejarah spekulatif
Telaah tentang konsepsi manusia dalam sejarah.
Telaah tentang pola – pola gerak sejarah (the pattern of history).
Telaah tentang kekuatan atau faktor penggerak atau mekanisme sejarah (mechanism of history).
Telaah tentang makna hakiki dan atau tujuan akhir sejarah (the ultimate meaning of history). Hakekat makna (meaning) dalam pembahasan filsafat sejarah berkaitan erat dengan tujuan akhir (teleologis) dari proses sejarah secara keseluruhan.
Ruang lingkup filsafat sejarah kritis
Adapun yang menjadi bidang perhatian filsafat sejarah kritis pada dasarnya dapat disederhanakan ke dalam empat bidang sebagai berikut :
Telaah tentang status keilmuan sejarah dan hubun gannya dengan disiplin ilmu lain, baik dengan ilmu – ilmu alam maupun dengan ilmu – ilmu sosial.
Telaah tentang konsep fakta dan kebenaran pernyataan sejarah.
Telaah tentang masalah obyektifitas sejarah.
Telaah tentang nilai guna dan manfaat ilmu sejarah. Pada dasarnya tidak disiplin ilmu yang dibangun tanpa asas manfaat dan kegunaannya, termasuk disiplin ilmu sejarah.

Manfaat Filsafat Sejarah
Mereka yang mengharapkan agar filsafat sejarah dapat bermanfaat untuk memecahkan masalah – masalah teknis – praktis dalam penelitian sejarah atau dapat menjadikannya sebagai pedoman praktis untuk menggarap bahan sejarah dalam kasus – kasus konkret. Akan tetapi filsafat sejarah paling tidak, dapat menawarkan untung ruginya berbagai pendekatan terhadap masa silam dan menjadikan kita makin waspada terhadap pendapat – pendapat keliru mengenai tugas dan tujuan pengkajian sejarah. Beberapa manfaat belajar filsafat sejarah, antara lain sebagai berikut :
Memupuk sikap waspada terhadap berbagai aliran pemikiran. Karena dengan pengetahuan mengenai filsafat sejarah sedikitnya akan membekali kita dalam menentukan sikap dan posisi terhadap usaha – usaha memasukkan pandangan – pandangan filosofis tertentu atau pendekatan – pendekatan baru terhadap sejarah.
Menumbuhkan suatu kesadaran kritis dan terkontrol terhadap permasalahan yang muncul dalam memahami karya – karya sejarah, terutama berkenaan dengan konsep realitas (kenyataan).
Mempertajam sikap kritis terhadap calon atau peneliti sejarah.



Daftar pustaka
Zed, Mestika. 2010. Pengantar Filsafat Sejarah. Padang : UNP Press.
Atkinson, R.F. knowledge and Explanation in History. An Introduction to the Philosophy of History. London:The Macmillan Ltd., 1978.


Komentar

Postingan Populer