kreativitas
Peranan
Kreativitas Dalam Belajar
I. Pengertian Kreativitas
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan
yang baru, baik berupa gagasan atau karya nyata, dalam bentuk ciri aptitud
maupun non aptitud, dalam karya baru maupun dengan kombinasi yang ada dan
semuanya relatif berbeda dengan apa yang telah ada. Adapun pengertian
kreativitas menurut ahli sebagai berikut :
- Menurut Widayatun : Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk memecahkan masalah, yang memberikan individu menciptakan ide-ide asli/adaptif fungsi kegunaannya secara penuh untuk berkembang.
- Menurut James R. Evans : Kreativitas adalah keterampilan untuk menentukan pertalian baru, melihat subjek perspektif baru, dan membentuk kombinasi-kombinasi baru dari dua atau lebih konsep yang telah tercetak dalam pikiran
- Menurut Santrock : Kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan tentang sesuatu dalam cara yang baru dan tidak biasanya serta untuk mendapatkan solusi-solusi yang unik.
- Menurut Semiawan : Kreativitas adalah kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas meliputi baik ciri-ciri aptitude seperti kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility), dan keaslian (originality) dalam pemikiran, maupun ciri-ciri non aptitude, seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan dan selalu ingin mencari pengalaman-pengalaman baru.
- Menurut Munandar : Kreativitas adalah kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan atau menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif.
II. Karakteristik individu kreatif
atau ciri-ciri peserta didik kreatif
Guilford ( dalam munandar, 1992 )
membedakan atas ciri-ciri kognitif (aptitude) dan ciri afektif (non aptitude)
yang berhubungan dengan kreatifitas. Ciri kognitif ialah ciri yang berhubungan
dengan kognisi, proses pemikiran yang meliputi kelancaran, kelenturan dan
orisinilitas dalam berpikir dan elaboration (mengembangkan, memperinci) suatu
gagasan. Sedangkan dengan ciri afektif ialah ciri yang berhubungan langsung
dengan perasaan atau sikap yang meliputi rasa ingin tahu, merasa imajinatif,
merasa tertantang dengan kemajemukan, sifat berani dalam mengambil resiko dan
sifat menghargai.
Berikut ciri kognitif dan afektif
menurut Guilford (dalam munandar,1992 ) adalah sebagai berikut :
a. Ciri kognitif (aptitude)
Kreativitas yang berhubungan dengan
berpikir kreatif memiliki lima ciri kognitif sebagai berikut :
1. Kemampuan berpikir lancar
(fluency)
Merupakan kemampuan untuk melahirkan
banyak ide atau suatu gagasan, mengemukakan banyak hal sehingga bisa menjadi
alternatif dalam penyelesaian suatu masalah.
2. Kemampuan berpikir
fleksibel (flexibility)
Merupakan kemampuan berpikir yang mengunakan berbagai macam pendekatan
dalam mengatasi berbagai masalah, orang kreatif adalah orang yang mampu
berpikir dengan merubah pola pikir yang lama dengan menggunakan pola pikir yang
baru. Diperlukan kemampuan untuk tidak terpaku pada pola pemikiran yang lama.
3. Kemampuan berpikir orisinil (originalty)
Kemampuan berpikir untuk melahirkan ide-ide atau
gagasan dan membuat kombinasi yang unik dan bersifat baru, dengan cara yang
mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain. Ciri ini dapat dilihat pada anak
yang memikirkan masalah-masalah yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain.
4. Kemampuan memerinci (elaboration)
Merupakan kemampuan dalam mengembangkan atau
memperkaya suatu ide,gagasan dan memperinci suatu objek dan situasi sehingga
tidak hanya menjadi baik tetapi menjadi lebih menarik. Ciri ini dapat dilihat
pada anak dalam mencari arti yang lebih mendalam dari jawaban atau pemecahan
masalah dengan langkah-langkah yang terperinci.
b. Ciri Afektif (non aptitude)
Ciri afektif dari kreatifitas merupakan ciri yang
berhubungan dengan sikap mental dan
perasaan masing-masing individu. Ciri ini saling berhubungan dan saling
mempengaruhi dengan ciri-ciri
kognitif. Ada beberapa ciri afektif
yaitu :
1. Rasa ingin tahu
Selalu terdorong untuk mengetahui segala hal, selalu
memperhatikan banyak hal, peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui. Perilaku
yang mencerminkan rasa ingin tahu, misalnya : menanyakan segala sesuatu hal
yang baru, mempelajari buku-buku, peta-peta dan lain sebagainya dalam mencari
gagasan-gagasan baru.
2. Bersifat imajinatif
Mampu memperagakan atau mengkhayalkan hal yang belum
pernah terjadi dan menggunakan daya khayal, mampu membedakan mana yang
imajinasi dan mana yang kenyataan.
3. Merasa tertantang dengan kemajemukan
Mempunyai dorongan untuk mengatasi masalah-masalah
yang sulit,merasa tertantang pada situasi-situasi yang rumit dan lebih tertarik
pada tugas-tugas sulit.
III. Tahap-tahap berkembanganya kreativitas
Menurut Cropley (1999), terdapat 3 tahap berkembangnya
kreativitas antara lain :
1. Tahap Prekonvesional (preconventional phase)
Tahap ini terjadi pada usia 6-8 tahun. Pada tahap ini,
individu menunjukan spontanitas dan emosional dalam suatu karya, dan mengarah
pada hasil estetik dan menyenangkan. Sehingga individu menghasilkan sesuatu
yang baru tanpa memperhatikan aturan dan batasan dari luar.
2. Tahap Konvensional (convetional phase)
Tahap ini terjadi pada usia 9-12 tahun. Pada tahap ini
kemampuan seseorang dibatasi dengan aturan-aturan yang ada, sehingga karya yang dihasilkan menjadi kaku.
Selain itu, perkembangan kritis dan evaluatif berkembang.
3. Tahap Poskovensional (postconventionsl phase)
Tahap ini berlangsung pada usia 12 tahun sampai
dewasa. Pada tahap ini, individu sudah mampu menghasilkan karya-karya baru yang
telah disesuaikan batasan-batasan eksternal dan nilai-nilai konvensional yang
ada di lingkungan.
IV. Faktor yang mempengaruhi
berkembangnya kreativitas
Faktor yang mempengaruhi berkembangnya kreativitas
menurut David Campbel (dalam Mangunhardjo,1986) menjelaskan adanya beberapa
faktor yang mempengaruhi sebagai berikut :
1. faktor genetik
2. adanya keterbukaan dalam keluarga
3. adanya kebebasan psikologis
4. kehidupan yang sering berpindah-pindah
5. tersedianya fasilitas yang memadai
untuk mengembangkan bakat
6. keberanian dalam mengambil resiko
V. Usaha
guru dalam mengembangkan kreativitas dalam proses pembelajaran
Menurut Cark (1979) dan Rogers yang dikutip oleh
munandar (2004), untuk mengembangkan kreativitas
(dalam mengajar) diperlukan rasa aman dan kebebasan psikologis. Untuk pendidik
diperlukan mengusahakan hal berikut ini :
1. Menerima individu sebagaimana adanya
dengan segala kelebihan dan keterbatasannya.
2. Menghindarikan adanya suasana yang
bersifat mengancam.
3. Memberikan empaty terhadap persoalan
yang dihadapi anak.
4. Memberikan kebebasan untuk
berpendapat, permissiveness (memaklumi) terhadap pemikiran anak.
Menurut David Campbel dalam mangunhardjono,1986) guru
yang memiliki kebiasaan berikut ini sanagt baik untuk menumbuh kembangkan
kreativitas anak.
1. Bersifat mengasuh/membimbing.
2. Suka bersifat informal.
3. Memiliki persiapan mengajar yang
matang.
4. Tidak terikat pada buku pelajaran
saja
5. Terbuka terhadap pendapat yang
berlawananja.
6. Suka memberikan penguatan
(reinforcement) bila ada siswa yang kreatif.
7. Tidak terlalu pasti.
Daftar pustaka
:
1. Sunaryo. 2002. Psikologi Untuk
Keperawatan. Jakarta: EGC
2. Mangunhardjo, A.M. 1986.
Mengembangkan Kreativitas. Yogyakarta : Kanisius
3. Munandar, Utami. 2004 . Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.
Komentar
Posting Komentar